Pesona Arung Jeram Rantau Kalis, Destinasi Wisata Baru di Kapuas Hulu

Langke nyawa langke tiok, ai cinta ai niat
Alatala sampe ayu sampuloh kunyanyik mairing diki.
Umur panjang badan sehat apa yang diniatkan bisa tercapai.
Tuhan pelindung yang menyertai kita.

Ucapan selamat datang nan merdu dilantunkan oleh warga kepada rombongan tim Pra Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 saat tiba di Desa Rantau Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu.
Udara dingin mulai menusuk kulit saat malam beranjak larut. Suara gemericik air sungai yang menghantam batu, menemani kami sepanjang waktu.

Rantau Kalis merupakan desa di Kecamatan Kalis yang jaraknya 25 kilometer dari Putussibau, Ibukota Kabupaten Kapuas Hulu. Desa seluas 3300 hektar berpenduduk 634 jiwa ini dianugerahi keindahan alam yang mempesona. Letaknya dikelilingi perbukitan. Ditengahnya mengalir sungai berarus deras dengan bebatuan yang mempesona. Sungai inilah yang kemudian menjadikan Desa Rantau Kalis dikenal sebagai arena arung jeram terbaik di Kalimantan Barat.

Sepanjang trek yang dilalui arung jeram, wisatawan akan disuguhkan pemandangan hutan yang alami. Pepohonan rindang dengan akar menjuntai, menutupi hampir sepanjang sungai, membentuk atap melengkung yang melindungi sungai dari hujan dan panas.
Nyanyian burung nan merdu, mengiringi sepanjang perjalanan perahu karet para wisatawan.

Arung jeram ini diberi nama Arung Jeram Orotan Tundun Len yang bermakna tempat berkumpulnya orang-orang. Namun, masyarakat setempat menyebut tempat ini sebagai Tetang Baro Raun yang bermakna kuat dan gagah.

Sungai deras sepanjang empat kilometer tersebut dikelola bersama oleh penduduk setempat sebagai destinasi wisata unggulan di Kapuas Hulu.

Inisiatif untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata berawal dari perjalanan sang kepala desa, Yohanes Sunan Pujiyadi ke Pulau Jawa pada 2019. Sepulang dari perjalanan tersebut, Yohanes menyampaikan niatnya kepada warga desa. Ide tersebut disambut baik oleh warga desa.

Bahkan, Fabianus Kasim, salah satu tokoh di desa tersebut merelakan aset pribadinya untuk dijadikan fasilitas tempat wisata secara gratis.

“Saya berikan tanah ini untuk digunakan demi kepentingan masyarakat desa mengembangkan pariwisata disini,” kata Kasim, panggilan akrabnya.

Yohanes bersama Kasim bekerja sama mengajak masyarakat untuk mengembangkan desanya. Dunia pariwisata masih sangat awam bagi mereka. Di awal, terasa berat untuk membangun infrastruktur dan SDM. Namun, berkat kekompakan masyarakat, desa Rantau Kalis mulai berkembang perlahan dan mulai dikenal.

Saat ini, meski masih terdapat kekurangan, masyarakat sudah mulai terlatih menyambut wisatawan yang datang. Bahkan, para pemuda desa setempat mulai gencar mempromosikan wisata arung jeram ini di media sosial. Padahal, tidak adanya sinyal internet masih menjadi kendala besar bagi mereka.

Namun, para pemuda tersebut tak gampang menyerah. Perjalanan jauh untuk mencari sinyal, kerap mereka lakukan. Titik terdekat untuk mencari sinyal internet berjarak 20 menit menggunakan sepeda motor. Semuanya mereka lakukan agar desa mereka lebih dikenal luas secara digital.

Empat tahun perjuangan masyarakat desa mulai membuahkan hasil yang nyata. Bahkan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi mendorong Desa Rantau Kalis menjadi peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 mewakili Kalimantan Barat. Disporapar sendiri turut mempromosikan desa Rantau Kalis di berbagai platform agar semakin dikenal. (azk)

Editor: Shando Safela

sumber : https://pontianakpost.jawapos.com/kapuas-hulu/1462743147/pesona-arung-jeram-rantau-kalis-destinasi-wisata-baru-di-kapuas-hulu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *